RESUME
BIOLOGI PERTANIAN
Tentang
FAKTOR – FAKTOR PENYERAPAN AIR PADA
TUMBUHAN
Di susun oleh :
Putu adnyana
08.01.14.0020
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )
UNIVERSITAS SAMAWA ( UNSA )
SUMBAWA BESAR
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena hanya rahmat, taufik serta hidayahnya kami bisa menyelesaikan tugas yang
berjudul “Faktor – faktor penyerapan air pada tumbuhan ” dengan tepat waktu.
Resume
ini bertujuan untuk lebih memahami peran penyerapan air oleh tumbuhan ,
serta faktor – faktor yang mempengaruhinya. Dan tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada ibu pembimbing kita, karena
berkat beliau saya bisa menyelesaikan resume ini.
Tentu banyak sekali
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam resume ini. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan. Dan untuk kesediaannya, penulis mengucapkan beribu terima
kasih.
Sumbawa Besar, Kamis 26 Januari 2012
Penyusun
Putu Adnyana
Nim. 08.01.05.0020
Daftar isi
Kata pengantar ............................................................................................ i
Daftar isi ...................................................................................................... ii
Faktor
– faktor penyerapan air pada tumbuhan
a.
Difusi ...................................................................................................... 1
b.
Osmosis ................................................................................................. 4
c.
Imbibisi ................................................................................................... 5
Daftar pustaka ............................................................................................. 8
FAKTOR
– FAKTOR PENYERAPAN AIR PADA TUMBUHAN
Pada
dasarnya ada 3 faktor yang mempengaruhi penyerapan air pada tumbuhan yaitu
antara lain :
a. Difusi
b. Osmosis
c. Imbibisi
Untuk lebih jelasnya akan
dibahas di bawah ini.
a.
Difusi
Difusi
adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke
tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri
sampai terjadi keseimbangan dinamis. Contoh peristiwa difusi yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis.
Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang
paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika
terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid
atau fluida. Gambar di atas menunjukkan perpindahan konsentrasi larutan yang
lebih tinggi ke konsentrasi larutan yang lebih rendah sampai terjadi
keseimbangan dinamis.
1. Difusi sederhana
Difusi
sederhana berarti bahwa gerakan kinetik molekuler dari molekul ataupun ion
terjadi melalui celah membran atau ruang intermolekuler tanpa perlu berikatan
dengan protein pembawa pada membran. Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah
zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel.
Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
a.
Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid
b.
Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Difusi
melalui lapisan lipid ganda Salah satu faktor paling penting yang menentukan
kecepatan suatu zat melalui lapisan lipid ganda ialah kelarutan lipid dan zat
terlarut. Seperti misalnya kelarutan oksigen,nitrogen, karbon dioksida dan
alkohol dalam lipid sangat tinggi,sehingga semua zat ini langsung larut dalam
lapisan lipid ganda dan berdifusi melalui membran sel sama seperti halnya
dengan difusi yang teradi dalam cairan. Kecepatan zat-zat ini berdifusi melalui
membran berbanding langsung dengan sifat kelarutan lipidnya.
Difusi
melalui saluran protein Air tidak dapat menembus lapisan lipid ganda,air dapat
menembus membran sel dengan mudah ,molekul ini berjalan melalui saluran
protein. Molekul lain yang bersifat tidak larut dalam lipid dapat berjalan
melalui saluran pori protein dengan cara yang sama seperti molekul air jika
ukuran molekulnya cukup kecil. Semakin besar ukurannya, kemampuan penetrasinya
menurun secara cepat.
Saluran protein dibedakan atas dua sifat khas
:
a.
Saluran ini bersifat
permeabel selektif terhadap zat.
b.
Saluran ini dapat dibuka dan
ditutup oleh gerbang.
Sebagian
besar saluran protein bersifat sangaet selektif untuk melakukan transpor satu
atau lebih ion atau molekul spesifik. Ini akibat dari ciri khas saluran itu
sendiri seprti diameternya,bentuknya dan jenis muatan listrik di sepanjang
permukaan dalamnya. Salah satu contoh saluran yang paling penting yaitu saluran
natrium,permukaan dalam saluran ini bermutan negatif kuat. Muatan negatif ini
menarik ion natrium kedalam saluran kemudian ion natrium ini berdifuisi kedalam
sel. Saluran natrium ini secara spesifik bersifat selektif untuk jalannya
ion-ion natrium. Sebaliknya terdapat serangkian saluran protein yang bersifat
untuk transpor kalium. Saluran ini berukuran lebih kecil dari pada saluran
natrium dan tidak bermuatan negatif,sehingga tidak mempunyai daya tarik kuat
untuk menarik ion-ion agar masuk kedalam saluran. Karena ukurannya yang kecil
hanya dapat dilalui oleh ion kalium,sehingga ion kalium dengan mudah berdifusi
keluar sel. Gerbang saluran protein. Tujuan gerbang saluran protein ini untuk
mengtur permeabitas saluran. Dalam hal saluran natrium, pembukaan dan penutupan
ini terjadi pada bagian luar saluran dari membran sel. Sedangkan pada saluran kalium,
terjadi pada bagian dalam ujung saluran. Pembukaan dan penutupan gerbang diatur
dalam dua cara:
a. Voltase gerbang
Pada
saat terdapat muatan negatif kuat pada bagian dalam membran sel,gerbang natrium
dibagian luar akan tertutup rapat, sebaliknya bila bagian dalam membran
keilangan muatan negatifnya,gerbang ini akan akan terbuka secara tiba-tiba
sehingga memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir masuk melalui
pori-pori natrium. Pada gerbang kalium akan membuaka bila bagian dalam membran
sel menjadi bermuatan positif.
b. Gerbang kimiawi
Gerbang
saluran protein akan terbuka karena mengikat molekul lain dengan protein,hal
ini akan menyebabkan perubahan pada molekul protein sehingga gerbang akan
terbuka atau tertutup. Contohnya efek saluran asetilkolin.(di bicarakan pada
sistem saraf).
2. Difusi dipermudah
Disebut juga dengan
difusi diperantarai pembawa,artinya pembawa akan mempermudah difusi zat ke sisi
lain. Zat –zat paling penting yang melintasi proses difusi yang dipermudah
ialah glukose dan sebagian besar asam-asan amino. Molekul pembawa akan
mentraspor glukose atau monosakarida lainya ke dalam sel. Insulin dapat
meningkatkan kecepatan proses difusi ini sebesar 10 sampai 20 kali lipat. Ini
adalah mekanisme dasar yang digunakan insulin untuk mengatur pemakian glukose
dalam tubuh.
Faktor yang mempengaruhi
difusi:
1.
Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2.
BM makin besar difusi makin lambat
3.
Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4.
Perbedaan Konsentrasi Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses difusi yang
terjadi.
5.Jarak
tempat berlangsungnya difusi Makin dekat jarak tempat terjadinya
difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.
6.
Area Tempat berlangsungnya Difusi Makin luas area difusi, makin cepat proses
difusi.
b. Osmosis
Osmosis adalah
perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah proses
perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi
zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di
dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan
glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut
dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel,
maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah
menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi
menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif
permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan
larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan
isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya
lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
c.
Imbibisi
Imbibisi
merupakan penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding selnya akan mengenbang. Misal masuknya air pada biji saat
berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam (http://
tedbio.multiplay.com ,2008).
Ada
banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk
hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman. Namun,
penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal
ini banyak kita jumpai di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan
tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu
direndam dengan air. Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi
oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi juga
memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji
tanaman. Mengingat akan banyaknya hal yang berhubungan dengan proses imbibisi,
maka diadakan praktikum ini untuk mengetahui kecepatan imbibisi biji kering
yang direndam. Hal ini dimaksudkan guna menambah pemahaman kita tentang proses
imbibisi yang terjadi pada biji kering.
Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara. Efek yang terjadi
adalah membesarnya ukuran biji karena sel embrio membesar dan biji melunak.
Penambahan
volume dalam peristiwa imbibisi adalah lebih kecil dari pada penjumlahan volume
zat mula-mula, dengan zat yang diimbibisikan apabila dalam keadaan bebas.
Perbedaan ini diduga karena zat atau molekul yang diimbibisikan harus menempati
ruang diantara moleku-molekul zat yang mengimbibisi sehingga volume zat yang
diimbibisikan tertakan lebih kecil dari pada bila dalam keadaan bebas. (Heddy.
1990)
Hingga
karakter tahan air serta biji mampu berkacambah. Penyebab lain yaitu pengujian
impermeable penyerupaan gas, sehimgga O2 tidak dapat masuk kedalam sel dan CO2
tidak bisa keluar. Dengan peristiwa tersebut, sel menjadi dapat ditembus dan
embrio dapat bernafas dengan bebas. (Thompson. 1990)
Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban, contohnya penyerapan air oleh benih
dalam proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah,
berkecambah, dilandasi oleh keluarnya radikula dari dalam benih. Syarat
imbibisi yaitu perbadaan tekanan antara benih dengan larutan, dimana tekanan
benih lebih kecil dari pada tekanan larutan, ada daya tarik-menarik yang
spesifik antara air dan benih. Benih memiliki partikal koloid yang merupakan
matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, sellulose, dan benih kering
memiliki tekanan sangat rendah. (www.Faperta.ugm.ac.id/imbibisi. 2008)
Dua
kondisi yang cocok diperlukan untuk terjadinya imbibisi yaitu :
kemiringan/gradien, potensi air harus ada antara permukaan absorbsi dan
imbibisi air dan affinier (gaya gabung) harus ada antara komponen absorbsi dan
substrat (bahan) imbibisi. (Devlin and Witham. 1992)
Setalah
air berimbibisi enzim mulai berfungsi dalam sitoplasma yang mana telah
terhidrasi. Imbibisi kembali beberapa enzim yang mengubah protein menjadi asam
amino, lemak dan minyak menjadi larutan sederhana atau campuran dan enzim-enzim
lain yang merombak pati menjadi gula. Air dan oksigen adalah kebutuhan utama
perkecambahan serta cahaya. (Stern,dkk. 1998)
Imbibibisi
adalah suatu proses fisika dengan suatu nilai kurang dari 2 dan akan terjadi
pula biji yang tidak mampu hidup. Potensial air pada biji-bijian kering cukup
rendah untuk menarik uap iar dari atmosfir tanah, tetapi laju gerakannya sangat
lebih lambat lewat lintasan uap. Sebab utama potensial air biji yang rendah,
adalah bahan simpanan yang terutama bersifat koloid, khususnya protein. Berat
suatu biji yang kaya proteindapat melipat dua dalam 24 jam sebagai akibat air
yang diambil. Dalam biji padi-padian yang berpati, berat permulaan dapat
meningkatsampai kira-kira 150% berat aslinya, setelah itu berat nya tetap (konstan)
sampai permunculan radicula. (Fitter and Hay. 1990)
Banyaknya
air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat dan tidak boleh
lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan biji tampak
terhadap pertumbuhan akar dan system yang cepat, lebih luas dan banyak
menampung sumber air yang diterima. (Bewley and Black. 1992)
Ahli
fisiologi benih menyatakan ada empat tahap: (1) hidrasi atau imbibisi, selama
kedua priode tersebut, air masuk kedalam embrio dan membasahi protein dan koloid
lain. (2) pembentukan atau pengaktifan enzim, yang menyebabkan peningkatan
aktivitas metabolik. (3) pemanjangan sel radikal, diikuti munculnya radikula
dari biji. (4) pertumbuhan kecambah selanjutnya. Lapisan yang membungkus
embrio, yaitu endosperm, kulit biji dan kulit buah.
(Salisbury and Ross.1992)
DAFTAR PUSTAKA
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/33421/1/Permeabilitas%20Membran%20Sel.pdf.
http://www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/bio100/Materi/osmosis.html.