Mau lihat foto - foto yang lai8n klik disini siswa SDN 16 SUMBAWA BESAR
Wednesday, July 4, 2012
MAKALAH ECINODERMATA
makalah
tentang
ecinodermata
di susun oleh :
Putu Adnyana
0801050020
universitas samawa unsa
program studi pendidikan biologi
sumbawa besar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Laut merupakan ekosistem yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut.
Organisme yang hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk
sekelilingnya, baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak
bentuk umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan
perggerakannya (Nybakken, 1998).
Laut
juga merupakan tempat mata penjaharian untuk golongan masyarakat tertentu yang
hidup di sekitar laut, termasuk daerah pasang surut yang berkarang, berlumpur
atau berpasir. Hampir semua wakil dari phylum hewan dapat ditemukan di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada akhir deretan Phylum dalam invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu
alasan banyak Phylum echidonemata lebih dekat dengan
Vertebrata daripada Invertebrata.
Salah
satu jenis hewan yang hanya ditemukan di laut adalah echidonemata. Echidonemata menempati berbagai macam
habitat Zona Trumbu Karang, daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan laut jenis
lainnya, Koloni Karang Hidup, Koloni Karang Mati serta daerah betting karang. Echidonemata merupakan komponen Distik
yang penting dalam siklus rantai makanan. Makanan dan Phylum Echidonemata jenis
tripang adalah detritus sehingga hewan ini banyak ditemukan di daerah yang
banyak mengandung detritus (Aziz, 1991).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis
mencoba melakukan penelitian ini Untuk mengetahui lebih dalam
mengenai phylum ini, akan di bahas pada
Bab II secara mendetil.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di
atas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian Phylum Echinodermata ?
2. Apa Ciri umum dari Phylum Echinodermata ?
3. Bagaimana cara
perkembangbiakannya ?
4. Bagaimana
sistem pencernaan makanannya ?
5. Bagaimana sistem pernafasan dan ekskresinya ?
6.
Bagaimana sistem sirkulasinya ?
7.
Bagaimana klasifikasinya?
8. Apa keuntungan dan kerugian Phylum Echinodrmata dalam kehidupan ?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis serta kegunaan
Phylum Echinodermata dalam kehidupan .
1.
Mengetahui pengertian Phylum Echinodermata.
2. Mengetahui
Ciri umum dari Phylum Echinodermata.
3. Mengetahui
cara perkembangbiakannya.
4. Mengetahui
sistem pencernaan makanannya
5. Mengetahui sistem
pernafasan dan ekskresi
6. Mengetahui sistem sirkulasinya
7.
Mengetahui klasifikasinya
8. Mengetahui keuntungan dan kerugian Phylum Echinodrmata dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tentang Phylum Echinodermata
Echinodermata
adalah invertebrata berkulit duri yang memuat bintang laut, bintang ular, bulu
babi, teripang dan lilia laut. Walaupun mereka tidak mirip banyak dengan hewan
vertebrata, perkembangan embrio Echinodermata
sangat mirip dengan chordata pada
tahap awalnya. Tahap larvanya adalah perenang bebas dan menunjukkan simetri
bilateral yang habitatnya di perairan laut.
B. Ciri umum Phylum Echinodermata
Echinodermata
memiliki lempeng-lempeng dari zat kapur dengan duri-duri kecil sehingga hewan
ini disebut hewan berkulit duri.
Ciri khas dari Echinodermata ialah sistem pembuluh air,
yaitu suatu jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran dan
disebut kaki tabung (kaki ambulakral). Kaki tabung atau kaki ambulakral
berfungsi untuk lokomosi, makan, dan pertukaran gas.
C. Sistem Reproduksi
Reproduksi
seksual pada anggota filum ini umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang
terpisah (Dioecious) dan pembebasan
gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari larva
bilateral melalui proses metamorfosis.
Filum Echinodermata umumnya terbagi menjadi 5
kelas, antara lain Asteroidea
(bintang laut Ophiuroidea (bintang
mengular), echinoidea (bulu babi dan
dolar pasir), Crinoidea (lili laut
dan bintang berbulu), serta Holothuroidea
(timun laut atau teripang).
D. Sistem Pencernaan Makanan
|
|||
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah
sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah
permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke
lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di
permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak
berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing
cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang
dua, tetapi ujungnya buntu.
|
|||
E.
|
Sistem Pernafasan dan Ekskresi
|
||
Echinodermata
bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae)
yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung.
Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh Amoebacyte (sel-sel amoeboid)
ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.
|
|||
F.
|
Sistem Sirkulasi
|
||
Sistem
peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar
diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi
mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian
lengan.
|
|||
G. Klasifikasi
a. Asteroidea
Bintang laut umumnya memiliki lima
lengan, tetapi kadang-kadang lebih yang memanjang dari suatu cakram pusat.
Permukaan bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung yang dapat bertindak
seperti cakram untuk menyedot. Bintang laut mengkoordinasi kaki tabung tersebut
untuk melekat di batuan dan merangkak secara perlahan-lahan sementara kaki
tabung tersebut memanjang, mencengkeram, berkontraksi, melemas, memajang,
kemudian mencengkeram lagi. Bintang laut menggunakan kaki tabungnya untuk
menjerat mangsanya seperti remis dan tiram.
b. Ophiuroidea
Bintang mengular memiliki cakram tengah
yang jelas terlihat dari tangannya panjang sehingga memudahkannya bergerak.
Kaki tabung (kaki ambulakral) tidak memiliki alat isap dan bintang mengular
bergerak dengan mencambukkan lengannya. Beberapa spesies ophiuroidea merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah
predator atau pemakan bangkai.
c. Echinoidea
Bulu babi (sea urchin) dan dolar pasir (sand
dollar) tidak memiliki lengan, tetapi hewan dari kelas ini memiliki lima
baris kaki ambulakral yang berfungsi untuk bergerak walaupun lambat. Bulu babi
juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang sehingga bulu babi dapat
bergerak. Secara kasar, bulu babi berbentuk agak bulat, dan dolar pasir
berbentuk seperti cakram dan pipih.
d. Crinoidea
Lili laut menempel ke substratum melalui
sebuah batang. Lili laut merangkak dengan menggunakan lengannya yang panjang
dan fleksibel. Sebagai suatu kelompok, anggota kelas crinoidea umumnya menggunakan lengannya yang berbulu untuk membantu
proses memakan suspensi. Lengan itu terdapat di sekeliling mulut, tetapi
mengarah ke atas sehingga menjauhi substratum. Crinoidea merupakan suatu kelas purba dari filum Echinodermata yang tidak berubah selama
evolusinya.
e.
Holothuroidea
Apabila dilihat secara sepintas, timun
laut yang merupakan salah satu anggota filum Echinodermata tidak terlihat mirip dengan hewan Echinodermata lainnya. Anggota kelas ini
umumnya tidak memiliki duri dan endoskeleton yang keras sangat tereduksi. Tubuh
ketimun laut memanjang sepanjang sumbu oral-aboral sehingga memberikan bentuk
ketimun seperti namanya. Namun demikian, setelah diteliti lebih lanjut ternyata
di tubuhnya terdapat lima baris kaki tabung (kaki ambulakral) yang merupakan
sistem pembuluh yang hanya terdapat pada hewan Echinodermata. Kaki tabung (kaki ambulakral) yang terdapat di
sekitar mulut kemudian dikembangkan menjadi tentakel untuk makan.
H. Keuntungan dan Kerugian Phylum Echinodrmata
Berikut keuntungan hewan ini bagi manusia dan ekosistem laut yaitu:
1. Telur landak laut (Arbacia punctulata) yang
banyak dikonsumsi di jepang
2.
Keripik
dari timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo, Jawa timur;
3.
Mentimun
laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat
kerupuk
4.
Telur bulu babi dapat dimakan
5.
Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal. Para
ilmuwan
biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut;
6.
Sebagai pembersih pantai.
7. Bahan penelitian mengenai fertilisasi
dan perkembangan awal. Para lmuwan biologi sering
menggunakan gamet dan embrio landak laut.
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat
adanya hewan-hewan Echinodermata
yaitu:
1. Dianggap
merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena bintang Echinodermata merupakan predator
hewan-hewan budidaya tersebut.
2. Bulu babi dan landak laut bisa sangat
merugikan bagi para turis yang ingin menikmati olahraga air, karena duri bulu
babi dan landak laut yang beracun bisa menyebabkan kematian jika
tidak ditangani secara cepat.
3. Juga ada diantara jenis bintang laut
yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati dsb.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Echinodermata
diklasifikasikan dalam lima kelas besar yaitu: Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea
(bintang mengular), Echinoidea (bulu
babi dan sand dollar), Crinoidea
(lili laut dan bintang bulu), dan Holothuroidea (timun laut).
2. Pembahasan yang telah diuraikan di atas menjelaskan
salah satunya terkait dengan karakteristik dan ciri-ciri umum filum ini,
anatomi dan struktur tubuh, morfologi, ekologi, sistem reproduksi, sistem
gerak, sistem syaraf, sistem pencernaan, serta sistem peredaran darahnya.
3. Filum Echinodermata
memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dan
keberlangsungan hidup ekosistem air laut, serta dapat pula merugikan.
B. Saran
Pada penyajian dalam makalah ini mungkin tidak
menampilkan penjelasan – penjelasan secara mendalam. Selain itu juga penuis
meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga penulis dapat
meng-upgrade diri lebih baik dalam pembuatan makalah.
karya ilmiah tahun 2012, Tanaman Obat Sebagai Alternatif Dalam Pelestarian Dan Rehabilitasi Hutan u sebagai http://adf.ly/r3ZRm
Karya Ilmiah
Tentang
Pemanfaatan Tanaman Lokal
Sebagai Obat Alami
Oleh :
Putu Adnyana
08.01.05.0020
PROGRAM STUDY BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )
UNIVERSITAS SAMAWA ( UNSA )
SUMBAWA BESAR
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puja
dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesainya
karya tulis ilmiah yang berjudul “Tanaman Obat Sebagai Alternatif Dalam
Pelestarian Dan Rehabilitasi Hutan ”.
Karya
tulis ilmiah ini berisi tentang pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami
baik untuk pengobatan luar maupun dalam agar masyarakat lebih memilih bahan
yang alami dibandingkan dengan obat –obatan yang mengandung bahan kimia yang
dapat merusak kesehatan.
Pada
kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Bapak Asrul Hamdani, S.Si, M.Si
dan Ibu Eni Hidayati, S.Hut, M.Sc. serta berbagai pihak yang telah membantu
terselesainya karya tulis ilmiah ini.
Penulis
berharap, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam pemanfaatan
tanaman lokal sebagai obat alami untuk kesehatan jasmani, tentunya karya tulis
ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunanya, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
Sumbawa Besar, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
Halaman
Pengesahan ......................................................................................... ...... i
Kata
Pengantar................................................................................................... ...... ii
Daftar
Isi............................................................................................................. ...... iii ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... ...... 1
A. Latar
belakang ................................................................................... ...... 1
B. Permasalahan
..................................................................................... ...... 2
C. Tujuan
................................................................................................ ...... 3
D. Manfaat
.............................................................................................. ...... 3
BAB
II KAJIAN TEORI..................................................................................... ...... 4
BAB
III METODE PENELITIAN....................................................................... ...... 6
A. Metode
penelitian ............................................................................. ...... 6 .............................................................................................................
B. Tahapan
pelaksanaan ........................................................................ ...... 6
C. Rencana
analisis data ........................................................................ ...... 6
D. Nara
sumber .............................................................................................. 6
BAB
IV PEMBAHASAN................................................................................... ...... 8 ...................................................................................................................................
BAB
V PENUTUP.............................................................................................. ...... 20
A. Simpulan
............................................................................................ ...... 20
B. Saran
.................................................................................................. ...... 20
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................ 21
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul
: Tanaman
Obat Sebagai Alternatif Dalam Pelestarian Dan Rehabilitasi Hutan
Penyusun : Putu Adnyana
Nim : 08.01.05.0020
Di
Setujui Oleh :
|
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Asrul Hamdani, S,Si.
M.Si Eni Hidayati, S.Hut, M.Sc
NIDN : 0816028403
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Samawa
Supriadi,
S,Pd, M.Si
NIDN
:129811171
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hidup
sehat dan memiliki umur
yang panjang merupakan impian semua orang. Namun lingkungan sekitar sudah
semakin tercemar dan dirusak
oleh perkembangan ekonomi dan industri. Akibatnya banyak racun
yang terserap kedalam tubuh dan mengganggu kesehatan. Menurut
(Damayanti,dkk 2006).
Saat
ini, keperluan pangan seperti
air, udara dan makanan telah banyak tercemar oleh racun, sehingga apabila melakukan aktifitas makan dan
bernafas sebenarnya sedang memasukkan racun
kedalam tubuh. Sehingga akan
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Menurut
Prasetyo (2008).Indonesia memiliki berbagai tanaman yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit, akan tetapi masyarakat Indonesia sebagian besar belum paham akan kandungan
yang terdapat pada tanaman tersebut, dan hanya
mengandalkan
obat–obatan yang instant terbuat dari bahan kimia, padahal obat tersebut dapat
membahayakan kesehatan dan menyebabkan timbulnya penyakit–penyakit baru.
Hal tersebut di atas dapat terwujud
karena melimpahnya ketersediaan sumber daya hayati tumbuhan obat di hutan
Indonesia. Menurut Supriadi (2001) diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan
ditemukan di dalam hutan hujan tropika, dan sekitar 1.260 spesies di antaranya
berkhasiat sebagai obat. Baru sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk
berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi baru beberapa spesies saja
yang telah dibudidayakan secara intensif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
saja jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami ?
2. Apa
saja kandungan pada tanam lokal yang dapat di jadikan obat alami ?
3. Apa
saja manfaat tanaman lokal bagi kesehatan ?
4. Bagaimana
cara meramu obat dari tanaman lokal ?
C. Tujuan penelitian
Adapun
tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui jenis tanaman obat tanaman lokal untuk obat alami.
2. Untuk
mengetahui kandungan pada tanaman lokal
3. Untuk
mengetahui manfaat tanaman lokal bagi kesehatan
4. Mengetahui
cara meramu tanaman lokal untuk di jadikan bahan obat alami.
D. Manfaat
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1.
Sebagai bahan peneliti selanjutnya
mengenai pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami.
2.
Sebagai acuan bagi masyarakat, dalam
rangkat pelestasian dan pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami.
BAB II
KAJIAN TEORI
Penyakit merupakan salah satu
permasalah yang harus diperhatikan dalam hidup manusia, tidak ada manusia yang
sehat secara sempurna. Walaupun secara fisik manusia terlihat sehat dan kuat
tetapi di dalam diri manusia terdapat banyak penyakit dan akan muncul bila
sudah memburuk.
Dari
masalah itu manusia diharuskan mencari solusi-solusi yang ada yaitu Obat yang
mampu menyembuhkan penyakit yang diderita, banyak macam jenis obat mulai dari
obat kimia, obat tradisional, atau obat alami yang banyak dicari.
Banyaknya alternatif pengobatan yang
ada, orang cenderung mencari pengobatan yang aman dan sedikit efek sampingnya,
karena jauh dari tahun-tahun sebelum yang banyak tersedia adalah obat kimia
atau obat medis. Jadi di zaman sekarang obat alami merupakan alternative yang
baik untuk penyembuhan penyakit. Obat alami zaman sekarang adalah obat yang
diproduksi dengan teknologi modern yang berbahan dasar alam.
Untuk
menjaga dan mencegah dari penyakt agar tubuh tetap sehat maka dianjurkan
mengkonsumsi obat alami (suplemen). Suplemen biasanya dijadikan sebagai Vitamin
yang dapat dikonsumsi untuk menjaga tubuh tetap sehat. Obat alami yang bisa dijadikan sebagai vitamin
dan juga obat penyembuhan penyakit adalah suatu obat yang bisa didapat
diberbagai tempat tertentu.
Sebelum
memilih obat alami untuk kebutuhan kesehatan, sebaiknya mengenali obat alami
yang baik untuk dikonsumsi, seperti : (1) Berapa lama umur obat tersebut,
biasanya yang menandakan obat itu bagus atau tidak, obat itu harus bagus dari
generasi ke generasi; (2) Uji coba yang baik harus dicobakan pada manusia atau
penderita itu sendiri, kebanyakan para pembuat obat menguji obat yang baru
dibuat di uji coba pada hewan. Dari sana kita dapat menilai mana yang lebih
bagus; (3) Sebagian obat yang ada hanya menghilangkan rasa sakit tidak
mengobati akar permasalahan jadi carilah obat yang mengobati akar dari penyakit
tersebut; (3) Hindari obat alami yang terbuat dari bahan sintesis karena tidak
ada keseimbangan tubuh dan alam dalam kesehatan; (4) Obat alami yang baik biasa
bisa mencakup semua jenis penyakit yang diderita, karna sifat nya yang alami
jadi cocok untuk organ-organ dalam tubuh.
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan adalah observasi,
wawancara kepada informan kunci dan studi pustaka, informan kunci yang
diwawancara adalah pembuat minyak sumbawa dan masyarakat umum. Penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 22 – 29 Maret di Kabupaten Sumbawa.
B. Tahapan Pelaksanan
Penelitian
Berikut
adalah tahapan-tahapan penelitian pengumpulan
data tentang tanaman lokal :
1. Mencari
tahu tanaman lokal yang dapat dijadikan obat alami melalui
wawancara dan observasi.
2. Mengumpulkan data tentang jenis
penyakit yang dapat dihilangkan oleh obat alami melalui wawancara dan studi
pustaka.
3. mengumpulkan infomasi tentang kandungan dari tanaman – tanaman tersebut melalui wawancara
dan studi pustaka.
4. Mendokumentasikan hasil penelitian
C. Rencana Analisis Data
Menganalisis
informasi dan data-data dari buku-buku dan dari nara sumber. yang kemudian diolah
untuk menyelesaikan rumusan masalah yang ada.
D. Nara Sumber
1. Bapak
Sanapiah Tembo ( pembuat minyak sumbawa )
Informasi
dan data yang saya dapatkan yaitu berbagai macam tumbuhan lokal yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat baik daun,
kulit, bunga, buah ataupun akar tumbuhan tersebut.
2. Bapak
I Ketut Karya (Masyarakat Kecamatan Plampang)
Informasi
dan data yang saya dapatkan dari bapak I
Ketut Karya adalah terhadap manfaat tanaman lokal menjadi obat alami.
3. Ibu Siti Aminah Tahir ( Bendahara Darma
Wanita kabupaten sumbawa besar)
Informasi
dan data yang saya dapatkan dari Ibu
Siti Aminah Tahir yaitu memanfaatkan kumis kucing sebagai obat alami.
4. Bapak
Mangku I Wayan Dastra (Mangku
Pure Dalem Plampang, kabupaten Sumbawa)
Informasi
dan data yang saya dapatkan dari bapak Mangku
I Wayan Dastra yaitu cara meramu dan mengkombinasikan dengan bahan – bahan
pembuat obat lainya
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan menganai beberapa tanaman
lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat alami selain itu juga akan dijelaskan kandungan yang terdapat pada
tanaman, manfaatnya, cara meramu dan cara penggunaannya. Pada pembahasan ini hanya
membahas lima tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami.
1.
a.
Tentang
Beringin
Beringin
adalah jenis pohon besar, tingginya bisa mencapai 20 – 35 meter, berakar tunggang. Dari cabang – cabangnya
keluar akar gantung, daunnya meruncing dan buahnya kecil – kecil dan bulat. Pohon
ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, akan tetapi Pohon ini dapat juga dimanfaatkan
sebagai obat alami, baik daun, babak, ataupun akarnya karena memiliki kandungan
bahan kimia yang alami yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Beringin merupakan tumbuhan yang memiliki nama latin Ficus benyamina L. ini banyak ditemukan
di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Bunga tunggal, keluar dari ketiak
daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni,
bulat, panjang 0,5 – 1 cm, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna merah. Biji bulat, keras, putih.
b.
Kandungan
pada beringin
Menurut Santoso (2010) bahwa beringin memiliki
kandungan seperti :
· Amino
· Fenol
· Gula
·
Asam
Orange
c.
Manfaat
Beringin
Beringin (Ficus benyamina L) memiliki manfaat dapat menyembuhkan berbagai
penyakit seperti :
Tabel
1. Manfaat Tanaman Beringin (Ficus
benyamina L)
No
|
Nara
Sumber (Masyarakat)
|
Studi
Pustaka
|
1
|
Anak – anak panas
|
Malaria
|
2
|
Disengat binatang berbisa
|
Radang saluran pernafasan
|
3
|
Gatal – gatal
|
Amandel
|
4
|
Luka kena pisau
|
Luka terpukul
|
5
|
Salah urat
|
Rematik
|
6
|
Batuk
|
Kanker
|
7
|
Influenza
|
Influensa
|
8
|
Demam
|
Demam tinggi
|
9
|
Sakit kepala
|
Sakit kepala
|
d.
Cara
Meramu
Adapun cara meramu beringin untuk
dijadikan obat antara lain :
· Untuk
obat dalam :
Daun : daun yang masih segar
sebanyak 50 gr
dibersihkan terlebih dahulu setalah itu daun tersebut direbus dengan 3 gelas
air selama beberapa menit sampai diperkirakan air rebusannya menjadi segelas
air, kemudian disaring setelah
disaring maka siap
untuk diminum. Untuk menyembuhkan penyakit pilek, demam tinggi dan lain – lain (Santoso, 2010).
Akar udaranya : 75 – 100 gr dipotong menjadi bagian yang kecil
dan di cuci kemudian direbus dengan 3 gelas air selama beberapa menit sampai tersisa airnya menjadi segelas dan
disaring setelah itu air saringannya diminum, 2 kali sehari untuk satu gelas. Untuk
menyembuhkan penyakit radang
amandel dan kanker.
· Untuk
obat luar :
Untuk pengobatan bagian
luar :
Daun
: ambil beberapa daun yang masih segar setelah itu ditumbuk sampai halus
setelah itu oleskan pada bagian yang bengkak. Akar
gantung : ambil beberapa akar yang lunak setelah itu di tumbuk sampai halus
setelah itu oleskan pada bagian yang bengkak (Santoso, 2010).
2.
Belimbing
(Averrhoa bilimbi)
a.
Tentang
Belimbing
Menurut
(Wardayati, 2010) belimbing adalah tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia, terutama di Sumbawa. Belimbing tumbuhan yang
berdaun majemuk, tinggi pohonnya antara 5 – 12 m, buahnya ada yang manis.
Daunnya yang muda dan buahnya dapat dijadikan sayur, selain dapat dijadikan
sayur belimbing dapat dijadikan obat alami karena dapat menghilangkan beberapa
penyakit baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Buah belimbing berwarna
kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah
ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna
coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini
mengandung banyak vitamin C.
Pohon
ini memiliki bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan.
Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m. Tidak seperi
tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari.
Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh lebah.
Salah satu jenis dari belimbing, yang disebut belimbing wuluh, sering digunakan
untuk bumbu masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada masakan (Wardayati,
2010).
b.
Kandungan
belimbing
Menurut Wardayati (2010) belimbing
memiliki kandungan bahan kimia alami yang dapat menghabat penyakit. Adapun
kandungan pada belimbing antara lain :
· Lemak
· Protein
· Asam
pantotenat
· Folat
· Vitamin
C
· Fosfor
· Kalium
c.
Manfaat
belimbing
Tabel 2. Manfaat Belimbing (Averrhoa belimbi)
No
|
Nara
Sumber (Masyarakat)
|
Studi
Pustaka
|
1
|
Sariawan
|
Sariawan
|
2
|
Jerawatan
|
Jerawat
|
3
|
Gatal – gatal
|
Amandel
|
4
|
Panu
|
Panu
|
5
|
Sakit kepala
|
Sakit kepala
|
6
|
Batuk
|
Batuk
|
7
|
Influenza
|
Rematik
|
d.
Cara
meramu
· Untuk obat dalam :
Bunga
: 1 genggam bunga belimbing dan 1 potong
gula batu direbus bersama-sama
dengan 1 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ Gelas. Cara menggunakan:
diminum pagi dan sore secara rutin.untuk obat batuk, sariawan dan lain – lain.
Buah
:
3 buah belimbing asam dan garam secukupnya
Cara
membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai
merata kemudian digunakan sebagai bedak
pada bagian wajah yang berjerawat
· Untuk pengobatan luar :
Daun : 1
genggam daun belimbing asam Cara membuat: ditumbuk halus dapat ditambah dengan
kapur kemudian digosokan pada bagian
sakit : rematik, pegel linu, panu dan lain – lain (Wardayati, 2010).
3.
Sirsak
(Annona murricata Linn)
a.
Tentang
sirsak
Sirsak adalah tanaman yang banyak
tumbuh di Indonesia,
Sirsak (Annona muricata) berupa
tumbuhan yang berbatang utama berukuran
kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan
bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai
warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh disembarang tempat. Tetapi untuk
memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk
ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air (Kahil, 2011).
Di
Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian
kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zuurzak
yang kurang lebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih
berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah
melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam.
Selain dimanfaatkan buahnya sirsak juga dapat di jadikan obat alami yang dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit (Kahil, 2011).
b.
Kandungan
Sirsak mengandung bahan kimia alami
diantaranya adalah
·
Sodium
·
Potasium
· Annocatacin,
· Annocatalin,
· Annohexocin,
· Annonacin dan
·
Gigantetronin.
c.
Manfaat
Sirsak memiliki manfaat dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya adalah :
Tabel 3. Manfaat tanaman Sirsak (Annona murricata Linn).
No
|
Nara
Sumber (Masyarakat)
|
Studi
Pustaka
|
1
|
Sariawan
|
Kanker
|
2
|
Sakit pinggang
|
Sakit pinggang
|
3
|
Mencret
|
Bayi mencret
|
4
|
Bisul
|
Bisul
|
5
|
Sakit kepala
|
Anyang - anyangan
|
6
|
Batuk
|
Sakit kandung air seni
|
7
|
Rematik
|
Rematik
|
d.
Cara
Meramu
Adapun cara meramu sirsak untuk
dijadikan obat yaitu :
· Obat
dalam :
Daun
: 10 – 20 daun sirsak kemudian di bersihkan terlebih dahulu, setelah itu
direbus dengan 3 gelas. Biarkan beberapa menit sampai di perkirakan airnya
tinggal 1 gelas kemudian di saring dan siap di minum 2x sehari. Lakukan selama
dua minggu (kanker dan sakit pinggang).
Buah
: buah sirsak yang sudah masak di kupas setelah itu di peras dan disaring
setelah itu baru di minum (mencret, anyang – anyangan dan sakit kandung air
seni)
· Obat
luar :
Daun
: petik beberapa daun sirsak kemudian tumbuk sampai halus setelah itu tempelkan
pada bagian yang sakit (bisul dan rematik) (Kahil, 2011).
4.
Mengkudu
(Morinda citrifolia L)
a.
Tentang
mengkudu
Pohon mengkudu tidak
begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan kaku,
kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat
keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak
berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu
mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang
tanaman lada (Adeanto, 2009).
Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan.
Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran
15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk
pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun
pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi
tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena
banyak mengandung vitamin A (Adeanto, 2009).
Bunga
Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga
tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal.
Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa
mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing
dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih,
harum (Adeanto, 2009).
Buah
Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam
bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam
sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula
buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang,
warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu
berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu
banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena
pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang
gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang
berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa
ini bersifat aktif sebagai antibiotik (Adeanto, 2009).
b.
Kandungan
Adapun kandungan dari mengkudu
adalah sebagai berikut :
§
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan
bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin,
dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu.
Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan
yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu :
xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine,
proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dan
lain-lain.
§
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan
pemulihan sel-sel tubuh.
§
Zat anti bakteri. Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah
mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii,
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol
bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella
montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta
Staphylococcus aureus.
§
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti
peradangan dan anti-alergi.
§
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu
paling efektif melawan sel-sel abnormal.
§
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt
di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit
xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine
dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti
koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan
protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif
(Adeanto, 2009).
c. Manfaat
Tabel 4. Manfaat tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L)
No
|
Nara Sumber
(Masyarakat)
|
Studi Pustaka
|
1
|
Lesu
|
Hipertensi
|
2
|
Panas dalam
|
Radang
Tenggorokan
|
3
|
Amandel
|
Amandel
|
4
|
Masuk angin
|
Masuk angin
|
5
|
Batuk
|
Encok
|
6
|
Ketombe
|
Ketombe
|
7
|
Susah tidur
|
Eksem
|
8
|
-
|
Hepatitis
|
9
|
-
|
Kulit bersisik
|
10
|
-
|
Diare pada anak
|
11
|
-
|
Radang usus
|
12
|
-
|
Diabetes
|
13
|
-
|
Batuk
|
14
|
-
|
Melancarkan air seni
|
c.
Cara
meramu
Obat
dalam :
Hipertensi.
Dua buah mengkudu dibuang
bijinya, parut; sebuah mentimun parut dan peras. Tuangkan air mentimun ke
ramuan mengkudu, beri gula aren dan 2 gelas air panas, saring. Untuk diminum 3
kali sehari.
Cacingan.
Dua buah mengkudu masak dicuci,
parut, beri sesendok makan garam, peras dengan kain. Untuk diminum 3 kali
sehari.
Melancarkan air seni.
Dua buah mengkudu masak dicuci,
parut, beri sesendok makan garam, peras dengan kain. Untuk diminum 3 kali
sehari.
Batuk.
Dua buah mengkudu masak dicuci,
parut, peras, beri gula batu dan sedikit air perasan air jeruk nipis. Minum 3
kali sehari.
Diabetes.
Beberapa helai daun mengkudu
dicuci, rebus sampai matang. dimakan
sebagai lalap.
Radang usus.
2 buah mengkudu matang dicuci,
lumatkan, peras, beri madu. Minum 2 kali sehari.
Diare pada anak.
2 helai daun mengkudu dicuci,
olesi minyak goreng, garang di atas api sampai layu. Tempelkan sehelai di
perut, sehelai di punggung, bebat dengan gurita.
Hepatitis.
2 buah
mengkudu masak diparut, peras, campur dengan gula batu. Minum 2 kali sehari.
Encok,
pegal linu. 5
helai daun mengkudu yang besar dicuci, olesi dengan minyak kelapa, garang di
atas api sampai layu, panas-panas ditempelkan ke bagian yang sakit.
Masuk angin.
Rebus 1 buah mengkudu, sepotong
rimpang lengkuas dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Untuk
diminum 2 kali sehari.
Radang tenggrorokan dan amandel.
Beberapa helai daun mengkudu
dicuci, rebus sampai matangd. Makan sebagai lalap. Namun setiap setengah jam
sekali berkumur dengan air ramuan.
Obat luar :
Eksem.
Cuci 1 buah mengkudu, sedikit
kulit pohon mengkudu, akar mengkudu lalu rebus bersama, dinginkan, lalu pakai
untuk mencuci eksem.
Ketombe.
2-3 buah mengkudu matang
dilumatkan, beri air, peras, airnya dipakai untuk keramas. Biarkan selama 5
menit, bilas dengan air. Gunakan shampoo untuk menghilangkan baunya.
Kulit bersisik.
1 buah mengkudu masak diremas
lalu digosokkan pada kulit yang bersisik, diamkan 15 menit, lalu dicuci dengan
air hangat (Adeanto, 2009).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari pembahasan di atas
adalah banyak orang yang mengenal tanaman lokal tatapi sedikit yang mengetahui akan kandungan dan manfaat dari tanaman lokal tersebut. Diantaranya tanaman beringin,
belimbing, sirsak, pisang dan mengkudu . Sebagian besar tanaman ini mengandung berbagai
senyawa kimia seperti : saponin, minyak atsiri, vitamin dan mineral. Yang
memiliki manfaat dalam mengobati berbagai macam penyakit diantarannya :
penyakit batuk, sakit kepala, diabetes, kencing manis, bengkak, sakit telinga
dan lain – lain. Tanaman – tanaman ini dapat diramu menjadi bahan obat – obatan
dengan cara direbus atau ditumbuk.
Adapun cara penggunaan dari tanaman local ini diantaranya untuk
pengobatan bagian dalam dengan cara diminum air hasil rebusannya, bisa juga
ditambahkan dengan madu, garam dan jeruk nipis. Sedangkan untuk bagian luar
dengan cara dioles atau diborehkan pada bagian yang sakit.
B. Saran
Memakai obat – obatan
dari bahan kimia itu boleh, tetapi pemakainya tidak boleh terlalu berlebihan
karena banyak bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam obat kimia tersebut yang
dapat merusak organ seperti kulit.
Oleh karena itu sangat perlu
manfaatkan
bahan alami yang ada disekitar dengan baik.
Anwar, S.
(2005). Watershed Management in Indonesia. alam :Preparing for the Next
Generation of Watershed Management Programmes and Projects. Proceeding
of the Asian Regional Workshop on Watershed Management, in Kathmandu, Nepal.
Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome, Italy.
Dir.
RKS-IPB 2009. Agenda Riset Bidang Pangan 2009-2012. Bogor:IPB Pres
herf=”http://hdl.handle.net/123456789/7079.
Ditjen POM. 2001. Kebijakan Nasional Pengembangan
Obat Tradisional. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta. 20 hal.
Food and
Agricultural Organization (FAO). (1985). The Role of Forestry in Food Security.
Committee on Food Security, FAO. Rome, Italy.
Hidayati, Eni.
(2011). Farmers’ Perception about Environmental Problems: A Case Study in
Batulanteh Watershed, Indonesia. A Masters’ Thesis. Unpublished. State
University of New York, College of Environmental Science and Forestry.
Syracuse, NY, USA.
Kahahil.
2011. Kandungan dan Khasiat Tanaman Sirsak. http.
kaahil.wordpress.com/.../kandungan-khasiat-dan-manfaat-daun-buah
Lauhari, Nurudin.2010. Informasi
dan Tips obat. Blog.co.id
Muharso.
2000. Kebijakan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia. Makalah Tumbuhan Obat di Indonesia, Kerjasama
Inonesian Research Centre.
Prasetyo
2008. Aktivitas dan Uji Stabilitas Sediaan Gel Ekstrak
Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca var
sapientu) dalam Proses Persembuhan Luka pada Mencit (mus musculus
albinus).Bogor:IPB Pres herf=”: http://hdl.handle.net/123456789/8618.
Supriadi. (2001). Tumbuhan
Hutan. Gadjah mada unuversity press: Yogyakarta.
Syafriadi,dkk
2003. Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia. Bogor:IPB Pres. http://hdl.handle.net/123456789/5910.
United Nations
Development Program (UNDP). (2009). Government, UNDP, GEF to Improve Forest and
Watershed Management in Indonesia. Retrieved March 15, 2011 from http:/ /www. undp.or.id/press/view.asp?
FileID=20090825-1&lang = en.
Warner, K.
(1991). Local Technical
Knowledge and Natural
Resources Management in the
Humid Tropics. People
and Forests. FAO
Participatory Forestry Publications
2004. Available from www.fao.org/forestry.
Subscribe to:
Posts (Atom)